Jumat, 06 Mei 2011

Menikmati Kesulitan dan Tantangan

Menikmati Kesulitan dan Tantangan

Kekuatan tidak didapat dari duduk santai dan pekerjaan gampangan. Kita bisa menanyakannya kepada para olahragawan, atlet binaraga misalnya. Segalanya datang dari kesulitan dan tantangan. Para atlet binaraga tahu bahwa mereka harus menempa semua otot mereka agar bertumbuh. Dan sama dengan hal itu, karakter kita akan ditempa dengan kesulitan yang kita temui.
Tanpa kesulitan, kita tidak akan mengenal kenikmatan, apalagi menikmatinya. Kesulitan dalam hidup, hanyalah agar kita lebih mengenali kenikmatan hidup. Setiap rintangan yang berhasil diatasi, akan membuat kita menjadi lebih kuat. Setiap tantangan yang kita lewati, menghasilkan kegembiraan yang lebih sempurna.
Tantangan memberi kita tugas untuk dikerjakan.
Bayangkan betapa keringnya hidup bila segala sesuatu muncul begitu saja saat kita inginkan. Hargailah masa susah, karena masa itu berlimpah kesempatan. Bangkitlah menghadapi tantangan pahit, dan hidup kita akan terasa manis.
Tahukah Kita.??
Nelayan-nelayan Jepang menggunakan bantuan burung Kormoran hidup untuk menangkap ikan. Kormoran adalah jenis burung laut pemakan ikan dengan kaki berselaput dan memiliki paruh berkantung seperti pelikan. Para nelayan Jepang kerap menjepit sayap Kormoran dan membawa kira-kira 10 hingga 12 ekor Kormoran dalam sebuah perahu kecil, selain diikat dengan tali, leher Kormoran dipasangi cincin kecil terbuat dari logam yang pas dengan ukuran leher Kormoran.
Kormoran selanjutnya dilepas untuk menangkap ikan. Saat ikan didapat, Kormoran tidak bisa menelannya karena ikan yang didapat tidak bisa melewati lehernya yang dijepit cincin logam. Saat itulah nelayan menarik Kormoran, lalu membuka mulutnya dan mengambil ikan di dalamnya, untuk selanjutnya melepas Kormoran kembali menangkap ikan. Kormoran akan terus menyelam dan menangkap ikan walau akhirnya ikan itu akan selalu diambil oleh nelayan.
Note :
Kata-kata Bijak Hari ini :
Agar dapat membahagiakan seseorang,………… isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan laparnya dengan makanan.!!
(Frederick E. Crane)

Raja dan Laba-laba

Raja dan Laba-laba

Dahulu kala di negeri Skonlandia, ada seorang raja bernama Bruce.
Dia sudah enam kali memimpin pasukannya menuju medan perang melawan sang agresor dari England, namun selama enam kali pertempuran itu, pasukannya selalu babak belur dihajar oleh musuh, hingga terpaksa mengalami kekalahan dan melarikan diri ke hutan.
Akhirnya, dia sendiri juga bersembunyi di sebuah gubuk kosong di dalam hutan belantara.
Suatu hari, hujan turun dengan derasnya, air hujan menerobos dari atap rumah yang bocor mengenai muka Bruce, sehingga dia terbangun dari tidurnya. Sesaat dia merenungi nasibnya yang malang karena tidak dapat mengalahkan musuh, walaupun dia telah mengerahkan segala daya upaya.
Semakin dia memikirkan hal ini, hatinya semakin pedih dan hampir putus asa.
Pada saat itu, mata Bruce menatap ke atas balok kayu yang melintang diatas kepalanya, disana ada seekor laba-laba sedang merajut sarangnya.
Dia dengan seksama memperhatikan gerak gerik laba-laba tersebut, dihitungnya usaha si laba-laba yang telah enam kali berturut-turut berusaha sekuat tenaga mencoba mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu yang berada di seberangnya, namun akhirnya gagal juga.
“Sungguh kasihan makhluk kecil ini.”
kata Bruce, “Seharusnya kau menyerah saja!”
Namun, sungguh diluar dugaan Bruce, walaupun telah enam kali si laba-laba gagal mengaitkan ujung benangnya, dia tidak lantas putus asa dan berhenti berusaha, dia coba lagi untuk yang ke tujuh kalinya, dan kali ini dia berhasil. Melihat ini semua, Bruce sungguh merasa kagum dan lupa pada nasib yang menimpa dirinya.
Bruce akhirnya berdiri dan menghela napas panjang, lalu dengan lantang dia berteriak: “Aku juga akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!”
Bruce akhirnya benar-benar mendapatkan semangatnya kembali, ia segera mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya, lalu mengatur strategi dan menggempur lagi pertahanan musuh, dengan susah payah dan perjuangan yang tak kenal menyerah, akhirnya Bruce berhasil mengusir pasukan musuh dan merebut kembali tanah airnya.
Note :
Dalam kehidupan, manusia terkadang mudah mengeluh dan meyerah dengan situasi. Tapi dengan dorongan akan orang-orang yang kita cintai di sekitar kita, semangat kita akan bangkit kembali dan meraih kemenangan.

4 Lilin

4 LILIN 

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata: “Aku adalah keindahan.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!.” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam. Yang kedua berkata: “Aku adalah Kasih Sayang.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan ingin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga… Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu. Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: Jangan takut,
Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
Akulah H A R A P A N. Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N. yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Keindahan, Kasih Sayang dan Cinta dengan HARAPAN-Nya…
Note :
Harapanlah yang membuat orang untuk lebih baik lagi, dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Jadi jangan padamkan semangat dan harapanmu untuk hidup yang lebih baik…

Harapan dan Tokoh Inspirasi

Harapan dan Tokoh Inspirasi

Menjadi anak yang dapat membanggakan ibu adalah harapan utama saya. Kuliah dengan baik dan belajar sungguh-sungguh adalah usaha yang dapat saya lakukan saat ini untuk mencapai kesuksesan saya suatu saat nanti. Lulus dengan nilai terbaik dan menjadi orang sukses adalah harapan setiap orang termasuk saya.
 Saya memiliki ibu yang membesarkan saya sampai saat ini, seorang ibu yang tangguh dan tegar menghidupi keluarga tanpa seorang suami, banting tulang seorang diri untuk menafkahi keenam anaknya, membiayai sekolah adik-adik saya dan membiayai kuliah saya yang tidak murah. Betapa besar beban yang ibu saya rasakan tetapi tak pernah sedikitpun beliau mengeluh. Sosok beliau yang menjadi inspirasi terbesar dalam hidup saya. Saya ingin seperti beliau yang kuat, tangguh, tegar, serta tak pernah putus asa untuk terus berusaha dan bekerja keras. Tidak hanya satu pekerjaan yang beliau lakukan untuk memperoleh pendapatan, tetapi beliau juga melakukan perkerjaan lainnya, tanpa mengenal kata lelah. Semua yang beliau lakukan adalah demi saya, kakak-kakak dan adik-adik. Beliau selalu berusaha mencukupi kebutuhan keluarga dengan bekerja terus-menerus bahkan  terkadang beliau tidak memikirkan kesehatannya sendiri.

Saya sangat berharap suatu saat nanti saya akan menjadi seseorang sukses, memiliki pekerjaan yang baik, dapat memiliki penghasilan yang cukup agar bisa menggantikan posisi ibu saya dalam menafkahi keluarga. Mungkin dengan menjadi orang yang sukses dan berguna untuk orang lain adalah salah satu cara terbesar untuk membanggakan beliau. Saya akan menunjukan bahwa biaya yang beliau keluarkan untuk pendidikan saya bukan hal yang sia-sia. 

Hidup memang bukan sesuatu yang mudah, penuh beban, dan penuh kesusahan, tergantung bagaimana kita bisa menjalani kehidupan itu. Saya harus sadar kalau hidup itu punya beban yang cukup besar, sehingga saya tidak hidup hanya untuk santai dan bersenang-senang. Dan saya juga harus sadar bahwa saya hidup bukan hanya untuk menuntut hak, tetapi saya harus memenuhi tanggung jawab.

 Memang perjalanan menuju kebaikan itu selalu sulit digapai, tidak sebanding dengan jalan menuju keburukan yang amat mudah digapai. Saya tidak boleh takut mengahadapi segala tantangan menuju kesuksesan, meskipun jalan berliku dan terjal, tetapi saya harus tetap yakin dan optimis bahwa saya bisa melewatinya. Seperti yang telah ibu saya lakukan, tidak pernah takut mengahadapi rintangan, tidak pernah lelah dalam berusaha, tidak pernah putus asa menghadapi kegagalan, dan selalu berjuang. Ibu saya adalah sosok wanita yang kuat, dan saya pasti bisa seperti beliau. Beliau adalah wanita dan saya lelaki, saya harus tunjukan bahwa saya bisa menjadi lebih dari beliau.

Mutiara dan Pasir


Alkisah, Seorang pemuda yang baru lulus kuliah mengalami perasaan sangat tertekan dan putus asa karena sulitnya mencari kerja sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan dirinya ke tengah laut, ketika dia sampai di pantai dilihatnya seorang tua yang ramah dan bijaksana yang kemudian mengajaknya berbicara sampai si pemuda tersebut mengutarakan niatnya bunuh diri dan alasannya.
Kemudian orang tua tersebut minta sang pemuda melihat apa yg dilakukannya, orang tua tersebut membungkuk mengambil segenggam pasir dan kemudian melemparkannya kembali kebawah, seketika pasir tersebut melebur dan menjadi satu dengan pasir lainnya yang ada dibawah, lalu kata orang tua tersebut kepada si pemuda “cobalah kamu ambil pasir yang tadi saya lemparkan ke bawah”, dan si pemuda keheranan dan berkata “mana mungkin saya dapat mengambil pasir tersebut karena pasir tersebut telah berbaur dan menjadi satu dengan pasir lainnya”, si orang tua tersebut tersenyum dan kemudian mengambil sebutir mutiara dari dalam kantongnya dan melemparkannya kebawah seraya berkata kepada pemuda tersbut “ambillah mutiara tersebut” , dan dengan mudahnya pemuda tersebut mengambilnya.
Orang tua tersebut berkata kepada pemuda tersebut bahwa untuk menjadi atau meraih apa yang kamu inginkan maka kamu harus berbeda denga orang lain, jikalau kamu sama dengan orang kebanyakan maka kamu tidak akan terlihat, demikian juga ketika kamu mencari kerja dan sebagainya.
Note :
Bila kita lemah terhadap diri kita maka kehidupan akan keras terhadap kita
Bila kita keras terhadap diri kita maka kehidupan akan lemah terhadap kita.

Kesibukan Mahasiswi Fakultas Kedokteran

Kesibukan Mahasiswi Fakultas Kedokteran

Foto bersama Vallen
Bagaimana rasanya menjadi Mahasiswa Kedokteran? Bisa dibayangkan, bagaimana luar biasa sibuk dan capenya menyandang peran  tersebut. Tapi tidak untuk Vallensia Nurdiana Febriyanti yang merupakan mahasiswa kedokteran dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta ternama di Jakarta. Jam kuliahnya padat, berangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 15.00, terkadang berlangsung dari pukul 07.00 pagi. Kuliahnya berlangsung dari hari senin sampai jumat, dan terkadang juga hari sabtu dijadikan waktu kuliah untuk modul yang padat.

Hampir setiap harinya ia mengahabiskan waktunya untuk membaca materi kuliah, bagaimanakah rasanya? “Sebenarnya hal tersebut sangat menyenangkan apabila kita sudah menyukainya, awalnya mungkin saya kaget dengan system belajar yang sibuk ini, harus belajar setiap hari kalau tidak malah jadi kualahan,” ujar Vallensia yang merupakan anak terakhir dari dua bersaudara.

Apa yang mendasari anda untuk belajar setiap hari? Bukankah itu hal yang sangat membosankan? “Awalnya memang saya bukan orang yang terbiasa untuk belajar setiap hari, bahkan saat masih sekolah saya orang yang termasuk santai menghadapi ujian, apabila ujian besok, saya baru belajar besok paginya, tetapi berhubung di sini ujiannya juga 2 minggu sekali, bahkan terkadang 1 minggu sekali, dan bahan kuliahpun menumpuk, mau tidak mau ya harus terbiasa. Sekarang juga sudah jadi kebiasaan, walaupun terkadang memang merasa lelah karena otak tidak ada istirahatnya, tapi saya tahu dengan usaha saya yang baik nantinya juga saya akan mendapat hasil yang baik, kan saya juga yang beruntung, banyak ilmu dan nilai baik. Menjadi kepuasan tersendiri juga kalau mendapat hasil yang baik dari usaha yang saya lakukan,” ujarnya sambil tersenyum.

Bercita-citakan seorang dokter bukan alasan utama Vallen untuk menjadi Mahasiswi Kedokteran, bahkan ketika SMA, Vallen masih dibingungkan dengan pilihan ilmu bisnis atau kedokteran. Dia memiliki banyak alasan mengapa akhirnya memilih kedokteran sebagai keputusan terakhirnya, seperti; ingin banyak membantu orang lain dengan profesinya sebagai dokter, menyukai pengetahuan mengenai kesehatan, rasa penasarannya terhadap dunia kedokteran, dan bahkan alasan aneh seperti tidak menyukai pelajaran matematika juga menjadi salah satu alasan yang dapat mendasari mengapa akhirnya dia memilih untuk memutuskan menjadi calon dokter, dia memang sangat menyukai pelajaran biologi selama masih duduk di bangku sekolah. Sejak kecil,  wanita berkulit kuning langsat ini sangat menyukai buku pengetahuan dibandingkan dengan komik, bahkan bisa dikatakan sangat tidak menyukai komik, novel dan sejenisnya. Dan kemudain takdirpun menentukan  Vallen untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran.

Tenda Tensi di GBK Senayan
Diluar kuliahnya saat ini, Vallen sedang aktif dalam organisasi. Ia sedang menjabat sebagai anggota Humas Bakti Sosial Wilayah II yang di selenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Baksoswil II ini merupakan acara besar yang dihadiri oleh delegasi Fakultas Kedokteran dari seluruh Universitas Negeri dan Swasta yang ada di Indonesi,  tuan rumah acara ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang merupakan tempat Vallen menjalani pendidikan sebagai calon dokter. Selain itu, ia juga sedang menjabat sebagai anggota divisi dana usaha dari acara Medical Olympic Usakti. Dalam rangka mencari dana, selaku anggota danus, setiap miggunya Vallen ikut serta dalam salah satu Tenda Tensi yang diadakan di Senayan, Monas, atau Car Free Day. Ia juga merupakan anggota dari Divisi Mahasiswa Anti Narkoba. Bagaimana menyeimbangkan waktu belajarnya? “Waktu belajar dan organisasi itu harus seimbang, dan sampai saat ini Alhamdulillah saya masih nyaman dan dapat menyeimbangkan keduanya. Saya tahu kapan waktu untuk belajar dan berorganisasi” ujarnya sambil tersenyum.

Wanita kelahiran Jakarta, 9 Februari 1992 ini memiliki obsesi yang tinggi untuk membanggakan ayahnya. “Saya harus menjadi dokter yang sukses nantinya, agar bisa membanggakan keluarga saya dan orang-orang yang menyayangi saya. Yang dapat saya lakukan saat ini untuk mencapai keinginan saya adalah kuliah yang benar, belajar yang rajin, agar mendapat nilai yang baik serta lulus tepat waktu dan menjadi dokter yang suskse nantinya, amin. Saya ingin menjadi orang yang berguna untuk banyak orang,” ujarnya penuh harapan.