Senin, 05 Mei 2014

analisa jurnal

Analisa Jurnal


  1. cloud computing telah menjadi sebuah standar industri saat ini.
  2. thin Client adalah sebuah komputer yang bergantung pada komputer lain (server) yang memenuhi peran komputasinya.
  3. Saat ini perguruan tinggi melakukan maintence pada komputer komputernya dengan dana yang mahal, maka dari itu jurnal ini untuk membuat program komputer untuk mengatasi masalah diatas. Nah program komputer yang dimaksud disini adalah Cloud COmputing.
  4. Untuk membuat CLoud computing masih perlu dilakukan studi pustaka untuk melakuakan penelitiian lebih lanjut. bisa juga dengan melakukan penelitian sebelumnya.
  5. Cloud COmputing, cloud adalah awan. Awan ini sebagai metafora internet. Oleh karena itu komputing ini berbasiskan internet untuk membagi perangkat yang ada.
  6. pelanggan cloud computing biasanya mengkonsumsisumber daya sebagaisebuah layanandan membayar hanya untuk sumber daya yang mereka gunakan.
  7. Sitem ini biasanya digunakan pada warnet, lab bahasa, lab komputer, dan perpustakaan digital.

pengantar komputasi modern

Nama: M. Edo Arafah Wija
NPM: 54410568
Kelas: 4IA09
Pengantar Komputasi Modern




CLOUD COMPUTING SEBAGAI SOLUSI EFISIENSI DALAM SISTEM
PEMBELAJARAN ONLINE PADA PERGURUAN TINGGI


Cloud Computing merupakan sebuah revolusi dalam dunia komputer yang akan menjadi sebuah standar industri. Teknologi ini merupakan tujuan utama di dalam dunia ilmu komputer. Penelitian yang telah dilakukan bertahun-tahun telah mendapatkan berbagai penghargaan dalam virtualisasi, distributed computing, utility computing dan networking. Oleh karena itu, beberapa pertanyaan muncul terkait dengan performa dari sistem ini. Pembelajaran ini bertujuan untuk meminimalisasi biaya perawatan dari sistem tradisional yang biasa dipakai. Untuk itu, kita memerlukan sebuah hardware pengganti pc yang dapat mendukung teknologi ini.Hardware ini dinamakan thin client/mini pc station. Sebuah thin client adalah sebuah komputer atau program komputer yang bergantung pada komputer lain (server) untuk memenuhi peran komputasinya. Peran tepatnya dapat bermacam-macam, tergantung dari kinerja server dalam pengolahan data menjadi informasi yang aktual yang diberikan pada klien. Thin client bertindak sebagai komponen dari infra struktur komputer, di mana banyak klien berbagi proses komputasi dengan server yang sama. Karena itu, infrastruktur thin client dapat dilihat sebagai pembakuan dari beberapa servis komputer dari berbagai interface pengguna. Hal ini sangat dinginkan walau dalam konteksnya, di mana individual fat client mempunyai lebih banyak fungsi atau tenaga daripada kebutuhan infrastruktur atau penggunaanya. Hal ini dapat dibandingkan, sebagai contoh dengan grid computing. Thin client computing juga merupakan sebuah jalan untuk mempermudah perawatan suatu komputer dan mengurangi total biaya yang perlu dikeluarkan. Thin client modern yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah sebuah terminal komputer low-end yang memfokuskan hanya pada penggunaan/pemberian sebuah graphical user interface kepada end-user. Fungsi selebihnya, dalam sistem operasi, diambil dari server.

Kata kunci: Cloud Computing, Thin Client, Mengurangi total biaya


1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi komputer dari semua provider melaju demikian pesat dengan tidak hanya kemampuan yang semakin baik tapi juga fitur dan desain yang makin futuristik bahkan fashionable. Hal tersebut disatu sisi adalah indikasi teknologi yang senantiasa update sekaligus untuk memenuhi tuntutan pasar/ konsumen yang juga selalu ingin lebih baik lagi. Walaupun di sisi lain kebanyakan user/ konsumen di Indonesia juga belum optimal dalam memanfaatkan teknologi komputer generasi terdahulu sekalipun. Mudahnya performance PC sebenarnya juga jauh dari maksimal dalam penggunaannya ( kadang di bawah 5% saja ), apalagi program-program lain yang membutuhkan pembelajaran dan waktu untuk aplikasinya.

Pada Perguruan Tinggi, pada umumnya telah terdapat sistem pembelajaran secara online pada setiap ruangan kelas di mana masing-masing ruangan terdapat satu unit PC(Personal Computer). Oleh karena itu, pada setiap maintenance PC memerlukan cost yang masih cukup tinggi dikarenakan banyaknya ruangan kelas sehingga secara otomatis juga terdapat banyak PC yang di dalamnya terdapat spare part-spare part hardware yang sering bermasalah seperti hardisk, memori, motherboard dan sebagainya. Oleh karena itu, di sini diperlukan adanya pengembangan sebuah sistem komputasi yang dapat meng-cover permasalahan di atas.

Di antara perkembangan teknologi komputasi masa kini terdapat teknologi untuk mengoptimalkan fungsi sebuah PC sehingga performance nya bisa digunakan lebih optimal dan dapat meminimalisir time & cost dalam me-maintenance PC dalam jumlah yang banyak. Inilah latar belakang teknologi Cloud Computing yang menggunakan thin client (hardware). Teknologi ini menggunakan device antara lain seperti Thin Client, PC Station, PC Net, ncomputing, smart station, office station dengan brand sesuai perusahaan/ provider nya ataupun brand name dari pemasarnya.

Dengan alat thin client ini, sebuah komputer desktop dapat digandakan (divirtualisasi) sehingga memungkinkan bagi lebih banyak pengguna/user untuk mengakses dan memanfaatkan kapasitas sebuah komputer secara bersamaan. Selanjutnya, masing-masing user dapat merasa seperti memiliki dan bekerja dengan komputer sendiri. Setiap pengguna akan menikmati akses komputer secara sempurna dengan cara menyambungkan layar monitor, keyboard dan mouse mereka pada device thin client, yang lalu disambungkan pada sebuah komputer host/server yang akan digunakan bersama.

2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka terdapat beberapa point yang menjadi permasalahan tulisan ini yaitu :
Bagaimana memaksimalkan kinerja suatu prosesor suatu hardware/device (thin client) agar penggunaannya dapat lebih efektif dalam implementasi suatu sistem?
Bagaimana meminimalisir suatu maintenance cost dalam suatu sistem pembelajaran secara online agar lebih efisien?
Bagaimana meminimalisir suatu maintenance respond time dalam suatu sistem pembelajaran online agar lebih efektif?

3. LITERATURE REVIEW

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai Cloud Computing. Dalam upaya pengembangan Cloud Computing ini, perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian. Diantaranya adalah mengindentifikasi kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reventing the wheel), mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama di bidang ini. Beberapa literature review tersebut adalah sebagai berikut :
Penelitian ini dilakukan oleh Nariman Mirzaei dari Pervasive Technology Institute Report, Community Grids Lab, Indiana University berjudul “Cloud Computing”. Penelitian ini membahas mengenai pengertian dari Cloud Computing yang menyatakan bahwa Cloud Computing merupakan tujuan utama dari dunia ilmu komputer. Telah diteliti selama bertahun-tahun, hal ini mendapatkan penghargaan dalam bidang virtualisasi, distributed computing, utility computing dan networking.
Penelitian ini dilakukan oleh Rajkumar Buyya , Chee Shin Yeo , Srikumar Venugopa dari Department of Computer Science and Software Engineering (CSSE), The University of Melbourne, Australia berjudul “Market-oriented cloud computing: Vision, hype, and reality for delivering IT services as computing utilities”. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan teknologi Cloud Computing pada bidang marketing. Dimana penyesuaian strategi manajemen marketing sangat bergantung pada teknologi Cloud Computing ini yang bertujuan untuk menciptakan atmosfer dunia market yang terkomputerisasi dan untuk masa depan. Dengan penelitian ini, kita dapat mengembangkan bidang marketing dengan menggunakan teknologi masa kini, yaitu Cloud Computing.
Penelitian ini dilakukan oleh Mladen A.Vouk dari Department of Computer Science, North Carolina State University,USA berjudul “Cloud Computing – Issues, Research and Implementations”. Penelitian ini membahas mengenai konsep dari Cloud Computing, beberapa tujuannya, topik penelitian lain yang bersangkutan dan implementasi Cloud Computing yang sudah ada. Penelitian ini menyatakan bahwa konsep dari Cloud Computing ini berstruktur orientasi pada pelayanan. Dengan penelitian ini kita dapat mengetahui konsep kerja dari teknologi Cloud Computing ini.
Penelitian ini dliakukan oleh Jes´us Mart´ nez-Mateo, Susana Munoz-Hernandez and David P´erez-Rey dari Facultad de Inform´atica, Universidad Polit´ecnica de Madrid, Campus de Montegancedo, Madrid, Spain berjudul “A DISCUSSION OF THIN CLIENT TECHNOLOGY FOR COMPUTER LABS”. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan device thin client pada sebuah lab komputer dengan tujuan untuk meminimalisir belanja perangkatperangkat yang rusak dan maintenance cost. Penelitian ini menolak penggunaan fat client dikarenakan menurut penelitian ini, penggunaan thin client mempunyai keuntungan yang lebih dari fat client. Dengan penelitian ini kita dapat mengetahui cara dalam mengimplementasikan penggunaan thin client pada sebuah lab komputer.
Penelitian ini dilakukan oleh Hapnes Toba dari Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha berjudul “Pemilihan Arsitektur Smart Client dan Thin Client pada Perangkat dan Jaringan Nirkabel”. Penelitian ini membahas mengenai arsitektur Thin client dalam solusi web/client server. Di mana keunggulan dan kehandalan menggunakan arsitektur thin client lebih worthed(berharga) dibandingkan penggunaan PC pada client.
Penelitian ini dilakukan oleh Alim Sumarno, M.Pd. dari Universitas Negeri Malang berjudul “Pola Diskusi dan Tingkat Interaksi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online”. Penelitian ini membahas mengenai tingkat interaksi mahasiswa dalam forum diskusi dan untuk mengetahui pola diskusi dan mendapatkan gambaran yang lebih mendalam tentang apa dan bagaimana interaksi mahasiswa dalam diskusi pada pembelajaran online.


Tabel 1: Penggolongan Literatur berdasarkan klasifikasi Penelitian & metode partisipasi


Tabel 2: Penggolongan Literatur berdasarkan motivasi penelitian & disiplin ilmu terkait


4. Cloud Computing

Cloud Computing adalah komputasi berbasis internet, dimana server yang dibagi bersama menyediakan sumber daya, perangkat lunak, dan informasi untuk komputer dan perangkat lain sesuai permintaan, seperti dengan jaringan listrik. Cloud computing merupakan evolusi alami dari luas adopsi virtualisasi, arsitektur berorientasi layanan dan komputasi utilitas. It defines the paths ahead in computer science world. Being built on decades of research it utilizes all recent achievements in virtualization, distributed computing, utility computing, and networking (Nariman Mirzaei). Rincian diabstraksikan dari konsumen, yang tidak lagi memiliki kebutuhan untuk keahlian dalam, atau kontrol atas, infrastruktur teknologi “di awan” yang mendukung mereka. Cloud computing menggambarkan suplemen baru, konsumsi, dan model pengiriman untuk layanan berbasis IT di Internet, dan biasanya melibatkan over-the internet penyediaan sumber daya secara dinamis scalable dan sering virtualisasi. Ini adalah produk sampingan dan konsekuensi dari kemudahan akses ke situs komputer remote yang disediakan oleh Internet. Hal ini sering mengambil bentuk perangkat berbasis Web atau aplikasi yang pengguna dapat mengakses dan menggunakan melalui browser web seolah-olah itu adalah program yang diinstal secara lokal pada komputer mereka sendiri. NIST memberikan definisi agak lebih objektif dan spesifik di sini. “awan” digunakan sebagai metafora untuk internet, berdasarkan awan gambar yang digunakan di masa lalu untuk mewakili jaringan telepon, dan kemudian untuk menggambarkan Internet dalam diagram jaringan komputer sebagai sebuah abstraksi infrastruktur dasar yang diwakilinya. Cloud computing merupakan sebuah paradigm dalam skala yang sangat besar yang menggunakan teknologi terkini seperti virtualisasi, berorientasi pelayanan dan grid computing (Grace Lewis).


Gambar 1. Topografi Cloud computing menggunakan Thin Client

Sebagian besar infrastruktur komputasi awan terdiri dari pelayanan yang diberikan melalui pusat umum dan dibangun pada server. Awan sering muncul sebagai titik akses tunggal untuk memenuhi kebutuhan komputasi konsumen. penawaran komersial umumnya diharapkan untuk memenuhi kualitas layanan (QoS) persyaratan pelanggan, dan biasanya mencakup perjanjian tingkat layanan (SLA). Petugas awan utama layanan termasuk Amazon, Rackspace Cloud, Salesforce, Microsoft dan Google. Beberapa TI yang lebih besar perusahaan-perusahaan yang secara aktif terlibat dalam komputasi awan adalah Fujitsu, Dell, Red Hat, Hewlett Packard, IBM, VMware dan NetApp.

Konsep dasar komputasi awan adalah bahwa komputasi adalah “di awan” yaitu bahwa pengolahan (dan data terkait) tidak dalam tertentu, yang dikenal atau tempat yang sama . Hal ini bertentangan dengan tempat pengolahan yang berlangsung dalam satu atau lebih server tertentu yang diketahui. Semua konsep yang lain disebutkan tambahan atau pelengkap untuk konsep ini.

Umumnya, pelanggan komputasi awan tidak memiliki infrastruktur fisik, bukannya menghindari pengeluaran modal dengan menyewa penggunaan dari penyedia pihak ketiga. Mereka mengkonsumsi sumber daya sebagai sebuah layanan dan membayar hanya untuk sumber daya yang mereka gunakan. Banyak penawaran komputasi awan menggunakan model utilitas komputasi, yang analog dengan cara tradisional layanan utilitas (seperti listrik) yang dikonsumsi, sedangkan tagihan orang lain secara berlangganan. Sharing “mudah rusak dan tidak berwujud” kekuatan komputasi diantara beberapa penyewa dapat meningkatkan tingkat pemanfaatan, karena server tidak perlu dibiarkan diam (yang dapat mengurangi biaya secara signifikan sementara meningkatkan kecepatan pengembangan aplikasi). Sebuah efek samping dari pendekatan ini adalah bahwa penggunaan komputer secara keseluruhan meningkat secara dramatis, karena pelanggan tidak perlu insinyur untuk batas beban puncak. Di samping itu, “peningkatan kecepatan tinggi bandwidth” memungkinkan untuk menerima yang sama. Awan semakin berhubungan dengan usaha kecil dan menengah (UKM) seperti dalam banyak kasus mereka tidak bisa membenarkan atau membayar belanja modal besar IT tradisional. UKM juga biasanya memiliki infrastruktur kurang ada, birokrasi kurang, lebih fleksibel, dan anggaran modal kecil untuk membeli teknologi di rumah.

Gambar 2. Skema Cloud computing

5. Thin Client

Pada masa teknologi zaman kini yang makin berkembang, terlahir sebuah device/perangkat terminal komputer yang kegunaannya dapat menggantikan PC konvensional.device tersebut dinamakan Thin Client/pc station/Net Client. Thin Client adalah sebuah jenis infrastruktur dalam dunia teknologi informasi yang menggunakan sistem de-ngan jaringan terpusat pada sebuah server dan client/workstation/desktop mengerjakan proses komputasi dari server tersebut. Konsep yang dihadirkan secara kasar mirip dengan teknologi mainframe yang menggunakan terminal ASCII/ANSI. Secara sekilas kedua teknologi ini terlihat sama karena berjalan dengan menggunakan spesifikasi komputer yang rendah dan semua sumber daya yang digunakan berasal dari server seperti, prosesor, hard disk, dan memori. Namun, ada hal mendasar yang membedakan konsep ini dengan teknologi mainframe, yaitu teknologi thin client mampu berjalan pada system Windows dengan dukungan lengkap layar full color, keyboard, dan mouse untuk input/output data. Selain itu, teknologi ini juga mampu menghadirkan output audio karena tersedia port untuk audio jack pada device thin client tersebut.

Thin client memiliki karakter yang bertolak belakang dengan tekonologi Fat Client yang masih banyak digunakan saat ini. Teknologi fat client dirancang untuk memenuhi kebutuhan komputasi dari sumber daya sendiri. Hal ini membuat teknologi fat client menjadi lebih mahal dibanding dengan teknologi thin client. Teknologi thin client disebut sebagai teknologi yang lebih efisien dari sisi harga dan pemanfaatan kemampuan penuh dari komputer server untuk proses komputasi dari client. Thin client juga menurunkan biaya dari sisi perawatan dan investasi perangkat secara keseluruhan dibanding dengan teknologi fat client.

5.1. Kelebihan / Keuntungan Sistem Thin Client, Net Client atau PC Station :

Minim Biaya Perawatan, karena yang membutuhkan perawatan hanya PC Servernya saja.
Harga Lebih Murah, jika dibandingkan dengan harga sebuah PC biasa.
Hemat Listrik, karena hanya membutuhkan daya 5 watt / PC Client.
Biaya Up-Grade lebih murah, karena yang di Up-Grade cukup PC Servernya saja.
Tidak Berisik, karena tidak terdapat fan / bagian yang bergerak lainnya.
Hemat Tempat, dapat ditempelkan di belakang LCD / ditempatkan disamping Monitor.
Mudah mengontrol penyimpanan data di semua PC Client, karena semua penyimpanan data Client terletak di satu Harddisk di computer server/host.
Kerusakan Hardware / Software akibat Power Loss / gangguan listrik dapat di minimalisir, karena PC Client lebih tahan terhadap kerusakan akibat gangguan listrik.
Client tidak dapat melakukan proses Instalasi Program, sehingga dapat menghindari program- program yang tidak berguna yang terinstal di PC Client.
Tidak Mudah Terinfeksi Virus, karena virus tidak dapat mengakses sistem khususnya jika menggunakan Operating system berbasis Linux.
Sangat Ringan dan mudah di pindah-pindah.

5.2. Adapun Kekurangan dari Sistem Thin Client, Net Client atau PC Station :

Tidak Mendukung Game 3 Dimensi / Game Online Lainnya / Aplikasi yang butuh Grafis tinggi.
Butuh PC Server dengan spesifikasi yang tinggi. Makin banyak PC Client yang terhubung, maka makin tinggi spesifikasi yang dibutuhkan oleh PC Server/Host.
Jika terjadi kerusakan pada PC Server, maka semua PC Client tidak dapat berfungsi.

Jadi bisa kita tinjau di atas, dari kelebihan dan kekurangan sistem Thin Client, Net Client atau PC Station tersebut, maka sistem tersebut sangat cocok digunakan pada :
a. Lab. Komputer
b. Lab. Bahasa
c. Perpustakaan Digital
d. Warnet (Tanpa Game Online)
e. Kantor-kantor Pemerintahan maupun Swasta, dsb.

Gambar 3. Thin Client

6. Ubuntu

Untuk pertama kali di rilis pada bulan oktober 2004 oleh Perusahaan yang bernama Canonical LTD, dan awalnya disebut no-name-yet.com, yang merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha Afrika Selatan Mark Shuttleworth. Ubuntu merupakan salah satu percabangan dari Debian GNU. Nama Ubuntu diambil dari bahasa Afrika Kuno; Zulu dan Xhosa yang merupakan konsep dasar dari ubuntu “rasa perikemanusian terhadap sesama manusia”. Slogan Ubuntu “Linux For Human Human Beings” atau ” Linux untuk kemanusiaan” diharapkan bisa membawa semangat yang terkandung di dalam Ubuntu ke dalam dunia perangkat lunak. Ubuntu adalah salah satu distribusi Linux yang berbasiskan Debian dan didistribusikan sebagai software bebas. Ubuntu didesain untuk kepentingan penggunaan personal, namun versi server Ubuntu juga tersedia, dan telah dipakai secara luas.

7. HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1. Host Operating System and Host Configuration

Dalam penelitian ini, Operating system yang digunakan ialah ubuntu 10.04.4 dan device thin client Ncomputing L130 dikarenakan memiliki beberapa keuntungan seperti yang telah disebutkan di atas. Ubuntu akan bertindak sebagai server (host) di dalam sistem pembelajaran online di mana para client/user akan menggunakan device thin client yang akan diimplementasikan. Berikut merupakan konfigurasi awal pembuatan host pada ubuntu :

1. Tampilan awal


Gambar 4. Desktop Ubuntu

2. Proses update ubuntu

Sebelum melakukan tahap penginstallan driver device thin client, maka Ubuntu perlu untuk dilakukan update agar proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik.Proses ini dilakukan untuk meng-update ubuntu agar dapat diinstall driver vspace untuk thin client. Command yang digunakan pada terminal ubuntu yaitu “sudo apt-get update”, kemudian masukkan password user yang telah disetting pada awal penginstallan Ubuntu.


Gambar 6. Update process in Ubuntu terminal

3. Proses install driver thin client.

Setelah proses update selesai, baru kemudian kita dapat menginstall driver thin client. Driver yang digunakan terdiri dari 2 file yang harus diinstall. Proses ini dilakukan untuk men-detect dan mengkoneksikan device thin client yang akan dipakai pada ubuntu.


Gambar 7. Installing the first thin client driver

4. Driver pertama yang terinstall masih dalam trial mode.

Driver pertama masih dalam mode trial(limited time) sehingga masih terbatas lama/waktu penggunaannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses registrasi via internet pada akhir proses penginstallan.


Gambar 8. Trial mode driver

5. Install driver kedua thin client.


Gambar 9. Installing the second thin client driver

6. Registrasi Driver

Setelah driver kedua selesai terinstall, maka driver tersebut perlu untuk di-registrasi agar dapat digunakan secara full mode(unlimited time) sehingga dapat digunakan terus menerus tanpa dibatasi lama/waktu penggunaannya.


Gambar 10. License Registration Process

7. Instalasi Wine.

Wine merupakan suatu aplikasi pada OS Ubuntu yang digunakan untuk menginstall software software windows agar dapat berjalan di linux. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan system pembelajaran online yang akan diimplementasikan. Command pada terminal Ubuntu yang digunakan untuk menginstall wine ini adalah sudo apt-get install wine.



Gambar 11. Installing Wine

8. Host Ubuntu selesai dikonfigurasi dan siap digunakan.

7.2. Sistem Pembelajaran Online



Gambar 12. Contoh website pembelajaran online

Sistem pembelajaran online dewasa ini sudah cukup terkenal pada kalangan Perguruan Tinggi maupun Universitas di Indonesia. Sistem ini merupakan sistem instruksional yang didesain dengan tujuan utama untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Secara operasional, sistem instruksional memerlukan teori-teori belajar yang sebagai dasar pijakan aplikasi dan kemungkinan pengembangan sistem. Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi dapat meningkatkan nilai para pelajar, sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Teknologi juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Sehingga para pelajar dapat mengakses materi via website dan dapat membuat proses belajar lebih menarik. Di bawah ini merupakan sebuah contoh system pembelajaran online pada salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia.

Tampilan di atas merupakan salah satu contoh website pembelajaran online di mana website tersebut terdiri dari nama-nama dosen yang jika diklik akan menuju ke daftar mata kuliah yang diampuh dosen tersebut, seperti di bawah ini:


Gambar 13. Tampilan mata kuliah yang diampuh



Gambar 14. Tampilan absensi mahasiswa

Setelah tampilan di atas muncul, maka dosen (user/client) selanjutnya memilih kode kelas yang akan diajar sesuai dengan waktu yang tertera di website tersebut. Kode kelas tersebut akan mengarahkan website ke absen para mahasiswa/I, seperti gambar di bawah ini

Tampilan-tampilan di atas merupakan contoh dari sistem pembelajaran online yang akan dijalankan oleh para user/client dengan tidak lagi menggunakan CPU, melainkan sebuah device thin client yang notabene akan lebih memberikan keunggulan baik di dalam bidang ekonomi, operasi dan juga memberikan kemudahan kepada pihak terkait yang bertanggung jawab dalam system maintenance sehingga mutu dari pembelajaran dapat juga ditingkatkan.

Selain itu, pada sisi kinerja prosesor pun makin dimanfaatkan lebih optimal. Kinerja prosesor sebelum menggunakan teknologi Cloud Computing, dapat dilihat dari grafik di bawah ini :



Grafik 1. Kinerja prosesor PC Client (fat Client)

Dapat terlihat dari grafik di atas bahwa penggunaan prosesor jika menggunakan teknologi fat client (CPU) belumlah optimal, karena hanya menggunakan sekitar 5% dari kemampuan prosesor sebenarnya. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan penggunaan prosesor pada PC host/server pada teknologi Cloud computing yang menggunakan device thin client sebagai pengganti PC. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik di bawah ini :



Grafik 2. Kinerja prosesor PC host/server

Bisa dilihat dari grafik di atas bahwa kinerja prosesor sudah lebih optimal (58%) dengan hanya menggunakan 1 PC host/server untuk memberikan data layanan pada seluruh client yang menggunakan device thin client. Oleh karena itu, pemanfaatan ini dapat menunjang pengurangan pemakaian PC/fat client agar dapat meminimalisir total cost dalam system maintenance.

KESIMPULAN

Kebutuhan akan efisiensi dalam sebuah Perguruan Tinggi merupakan harga yang mutlak dalam proses sistem pembelajaran. Begitu pula dalam hal mempertahankan mutu dalam sistem pembelajaran yang sudah online. Oleh karena itu, peran teknologi yang digunakan dalam menunjang sistem pembelajaran sangatlah penting terutama dalam memaintenance perangkat-perangkat hardware yang digunakan dalam implementasi sistem pembelajaran online tersebut. Pada era yang sudah sangat maju ini, terdapat suatu teknologi yang disebut cloud computing di mana penggunaannya sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi suatu sistem pembelajaran online. Teknologi ini dikombinasi dengan device pengganti PC, yang biasa dikenal dengan nama Thin Client/mini pc station/Ncomputing yang berjalan pada Operating system Ubuntu. Di sinilah letak efisiensi dari teknologi ini di mana device ini tidak memerlukan maintenance (cukup di server saja) yang otomatis jauh menghemat maintenance total cost dan mengurangi maintenance time, juga sangat hemat daya listrik. Selain itu, dari sisi OS yaitu Ubuntu yang merupakan Freeware sehingga lebih menghemat cost serta dapat memaksimalkan kinerja dari suatu prosesor host PC.

SUMBER : Fredy Susanto , M.Yusup, Andrew Tirta
Perguruan Tinggi Raharja Jurusan Sistem Komputer, Tangerang 15117
E-mail : fredysusanto@gmail.com, muhamad.yusup@faculty.raharja.ac.id,, shujinakito@ymail.com

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ally, Mohamed, “Foundations of Educational Theory for Online Learning,” Athabasca University, vol. 80, no. 8, 2004.
[2] Hayes, Brian, “Cloud computing, As software migrates from local PCs to distant Internet servers, users and developers alike go along for the ride” in Communications of the ACM, Durham, vol. 88, no. 18, 2008.
[3] Lewis, Grace, “Basic Cloud Computing”, Software Engineering Institute : Carnegie Mellon University, 2010.
[4] Mart’inez-Mateo, Jes’us, Susana Munoz-Hernandez dan David P´erez-Rey, “A Discussion of Thin Client Technology for Computer Labs”, Facultad de Informatica, Universidad Politecnica de Madrid, Spain, 2010.
[5] Mell, Peter, Timothy Grance, “THE NIST DEFINITION OF CLOUD COMPUTING,” National Institute of Standards and Technology, USA, 2011.
[6] Mirzaei, Nariman, “Cloud Computing,” Pervasive Technology Institute Report, Community Grids Lab, Indiana University, 2008.
[7] Okuhara, Shiozaki, “Security Architecture for Cloud Computing”, FUJITSU Sci. Tech. J. v.46(4), pp. 397- 402, 2010.
[8] Remenyi, Arthur, Sherwood Smith, Michael, “Efective Measurement & Management of IT Cost & Benefits,”in Computer Weekly, Second Edition, 2000.
[9] Toba, Hapnes, “Pemilihan Arsitektur Smart Client dan Thin Client pada Perangkat dan Jaringan Nirkabel,” Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2006.
[10] Vouk, Mladen A., “Cloud Computing-Issues, Research and Implementations,” Journal of Computing and Information Technology Vol. 16:235-246, USA, 2008.
[11] Winans, Thomas B., John Seely Brown, “Cloud Computing A Collection of Working Papers,” Delloitte Development LLC, unpublished.