Kesibukan Mahasiswi Fakultas Kedokteran
|
Foto bersama Vallen |
Bagaimana rasanya menjadi Mahasiswa Kedokteran? Bisa dibayangkan, bagaimana luar biasa sibuk dan capenya menyandang peran tersebut. Tapi tidak untuk Vallensia Nurdiana Febriyanti yang merupakan mahasiswa kedokteran dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta ternama di Jakarta. Jam kuliahnya padat, berangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 15.00, terkadang berlangsung dari pukul 07.00 pagi. Kuliahnya berlangsung dari hari senin sampai jumat, dan terkadang juga hari sabtu dijadikan waktu kuliah untuk modul yang padat.
Hampir setiap harinya ia mengahabiskan waktunya untuk membaca materi kuliah, bagaimanakah rasanya? “Sebenarnya hal tersebut sangat menyenangkan apabila kita sudah menyukainya, awalnya mungkin saya kaget dengan system belajar yang sibuk ini, harus belajar setiap hari kalau tidak malah jadi kualahan,” ujar Vallensia yang merupakan anak terakhir dari dua bersaudara.
Apa yang mendasari anda untuk belajar setiap hari? Bukankah itu hal yang sangat membosankan? “Awalnya memang saya bukan orang yang terbiasa untuk belajar setiap hari, bahkan saat masih sekolah saya orang yang termasuk santai menghadapi ujian, apabila ujian besok, saya baru belajar besok paginya, tetapi berhubung di sini ujiannya juga 2 minggu sekali, bahkan terkadang 1 minggu sekali, dan bahan kuliahpun menumpuk, mau tidak mau ya harus terbiasa. Sekarang juga sudah jadi kebiasaan, walaupun terkadang memang merasa lelah karena otak tidak ada istirahatnya, tapi saya tahu dengan usaha saya yang baik nantinya juga saya akan mendapat hasil yang baik, kan saya juga yang beruntung, banyak ilmu dan nilai baik. Menjadi kepuasan tersendiri juga kalau mendapat hasil yang baik dari usaha yang saya lakukan,” ujarnya sambil tersenyum.
Bercita-citakan seorang dokter bukan alasan utama Vallen untuk menjadi Mahasiswi Kedokteran, bahkan ketika SMA, Vallen masih dibingungkan dengan pilihan ilmu bisnis atau kedokteran. Dia memiliki banyak alasan mengapa akhirnya memilih kedokteran sebagai keputusan terakhirnya, seperti; ingin banyak membantu orang lain dengan profesinya sebagai dokter, menyukai pengetahuan mengenai kesehatan, rasa penasarannya terhadap dunia kedokteran, dan bahkan alasan aneh seperti tidak menyukai pelajaran matematika juga menjadi salah satu alasan yang dapat mendasari mengapa akhirnya dia memilih untuk memutuskan menjadi calon dokter, dia memang sangat menyukai pelajaran biologi selama masih duduk di bangku sekolah. Sejak kecil, wanita berkulit kuning langsat ini sangat menyukai buku pengetahuan dibandingkan dengan komik, bahkan bisa dikatakan sangat tidak menyukai komik, novel dan sejenisnya. Dan kemudain takdirpun menentukan Vallen untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran.
|
Tenda Tensi di GBK Senayan |
Diluar kuliahnya saat ini, Vallen sedang aktif dalam organisasi. Ia sedang menjabat sebagai anggota Humas Bakti Sosial Wilayah II yang di selenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Baksoswil II ini merupakan acara besar yang dihadiri oleh delegasi Fakultas Kedokteran dari seluruh Universitas Negeri dan Swasta yang ada di Indonesi, tuan rumah acara ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang merupakan tempat Vallen menjalani pendidikan sebagai calon dokter. Selain itu, ia juga sedang menjabat sebagai anggota divisi dana usaha dari acara Medical Olympic Usakti. Dalam rangka mencari dana, selaku anggota danus, setiap miggunya Vallen ikut serta dalam salah satu Tenda Tensi yang diadakan di Senayan, Monas, atau Car Free Day. Ia juga merupakan anggota dari Divisi Mahasiswa Anti Narkoba. Bagaimana menyeimbangkan waktu belajarnya? “Waktu belajar dan organisasi itu harus seimbang, dan sampai saat ini Alhamdulillah saya masih nyaman dan dapat menyeimbangkan keduanya. Saya tahu kapan waktu untuk belajar dan berorganisasi” ujarnya sambil tersenyum.
Wanita kelahiran Jakarta, 9 Februari 1992 ini memiliki obsesi yang tinggi untuk membanggakan ayahnya. “Saya harus menjadi dokter yang sukses nantinya, agar bisa membanggakan keluarga saya dan orang-orang yang menyayangi saya. Yang dapat saya lakukan saat ini untuk mencapai keinginan saya adalah kuliah yang benar, belajar yang rajin, agar mendapat nilai yang baik serta lulus tepat waktu dan menjadi dokter yang suskse nantinya, amin. Saya ingin menjadi orang yang berguna untuk banyak orang,” ujarnya penuh harapan.